Sabtu, 09 April 2011

Secuil Kisah dari Ibukota

Sabtu, 9 April 2011. Alhamdulillah, hari ini aku bisa melihat indahnya kota Jakarta yang khas dengan kesibukan dan kemacetan. Ku nikmati setiap roda bus berputar untuk mencermati apa keunikan dari ibukota tercinta ini. Ada saatnya aku tersenyum ketika melihat para pekerja keras dengan tanpa lelah berjuang di kota yang keras ini, disisi lain aku iba akan anak-anak kecil yang meminta-minta disetiap ada jeda bis yang kunaiki berhenti. Silih berganti dan tak terputus, sepertinya di kota yang kian mewah ini, yang semakin kokohnya bangunan perkantoran dan mall  ini ternyata juga makin banyak orang yang hidup dibawah garis kemiskinan. Miris memang, disatu sisi aku melihat baju-baju cantik yang dibandrol dengan harga jutaan, para anak muda yang nongkrong di cafe-cafe elegan, mudah sekali mereka keluar masuk mall dan membelanjakan uang, sedangkan disisi lain aku melihat anak-anak kecil bermain ditepi lampu merah dengan baju layaknya glandangan, kakek kakek yang yang saling menuntun jalan untuk mengemis, para pengamen jalanan yang dengan cara baik maupun agak sedikit memaksa meminta uang pada penumpang bis. Beginilah cara orang yang mencari uang di Jakarta.
Dalam perjalananku kali ini, aku semakin meyakini bahwa aku sangat beruntung dan tak pantas aku selalu mengeluh atas kurangnya ini itu. Aku merasa cukup dengan nikmat Alloh yang terlimpahkan padaku. Aku bisa hidup dengan hasil keringat sendiri, aku tidak hidup dijalanan, aku bisa tidur di kamar kos yang nyaman, dan aku bekerja dikantor yang bisa melindungiku saat hujan dan panas menyengat. Apalagi yang harus kukeluhkan? Aku merasa bersyukur dengan semua ini, dan semoga aku bisa terus belajar untuk bersyukur.amin (Thank You Alloh)